Penulis-penulis Klasik

(Secangkir kopi bersama Evelyn Tan Hwee Yong)

"Pride goeth before destruction, and a haughty spirit before a fall."(Proverb 16:18).

Writers have tried to explain this Proverb with images and stories. I found Horace have explained with descriptive images, “The lofty pine is oftenest agitated by winds, high towers rush to the earth with heavier fall, and lightning most frequently strikes the highest mountains. How about Wordsworth, “what is pride, a whizzing rocket that would emulate a star.”

Once Jesus said to a young ruler,"None is good save one, even God," (Mark 10:18).

Once Jesus said to a young ruler,”None is good save one, even God,” (Mark 10:18).
But since God is good in Himself, He is good for His creatures and maybe called the fons omnium bonorum. He is the fountain of all good…in which His creatures enjoy in the present and expect in the future, flow to them from the inexhaustible fountain…also known as the summun bonum, the highest good for all His creatures ..(L.. Berhkhof, Sytematic Theology). Fikir-fikirlah kebaikan Tuhan.

Apabila kita berkata seseorang itu pemasak yang baik ini disebabkan masakannya membuat air liur kita meleleh. Tetapi dia mungkin tidak pernah masak mi sua arak merah bagi neneknya yang mengidamkan. Kalau moodnya kurang baik, masakannya maul adanya. Sewaktu kita berkata Tuhan kita baik dan melihat-Nya dengan dekat, Dia memiliki semua yang indah yang kita ingini kerana Dia sempurna dan baik. Kebaikannya-Nya boleh dilihat dalam ciptaan, “Tuhan melihat bahawa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyaterang dari gelap” (Kejadian 1:4). Segala yang dilakukan-Nya baik adanya, sempurna, “Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku” (Mazmur 119:68). Karya-Nya dalam kita baik sehingga akhirnya,”Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, iaitu Dia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Filipi 1:6).

Matthew

It has been quite a while since I have last bought a commentary. But, I have little time for research now. Just an insight from this book: Although Jesus and John the Baptist are prominent characters in Matthew 3 and 4, theological reading will also highlight the role of Holy Spirit in early chapters John speaks of the coming one who baptize with HS and fire(Matthew 3:11); voice from heaven affirming Jesus as beloved son (3:17), the HS leads Jesus into temptation (4:1)…A little insight. The book is RM 126.60

Jeannine K. Brown & Kyle Roberts

In The Name of Christ

Now, if you pray,”In Jesus name, I pray the brick will fall on my neighbour’s dog. It has been barking the whole night through…” Do you think God will answer your prayer?
‘We know what a name is: word by which we call up to mind the whole nature and being of an object. When I speak of a lamb or a lion, the name at once suggests the different nature peculiar to each. The name of God is meant to express His whole divine nature and glory. And so in the name of Christ means His whole nature, person, and work, His disposition and Spirit. To ask in the name of Christ is to pray in union with Him.” Andrew Murray. Does that change the content and your attitude when you pray? Fikir-fikir sekejap.

Discussion: Andrew Murray

Perbincangan Tulisan John Owen
John Owen ialah seorang pendeta, penulis. dan dean Christ Church di Oxford.  Dia dilahirkan pada tahun 1616 di Staphampton, dan meninggal dunia di Eailing, Barat London, 1683.

Satu gagasan hebat yang dikemukakan John Owen adalah usaha mematikan dosa (The Mortification of Sins-Mematikan Dosa). John Owen bertanya, “Adakah engkau mematikan dosa; adakah awak membuat itu setiap hari, selagi engkau masih hidup, janganlah satu hari pun, engkau tidak melakukan demikian; membunuh dosa atau dosa akan membunuh kamu.”

Dalam Kitab Roma kita juga dinasihatkan, “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran,” (Romans 6:12).

          Jadi mematikan dosa itu bagai perang harian di mana kita selalu mematikan dosa dan dengan sengaja menggunakan anggota tubuh kita untuk kebenaran. 
          “Kita tidak ada cara yang lain untuk melepaskan diri daripada keadaan ini dan juga keadaan kita dalam tubuh (daging/flesh),  kecuali dalam Roh Kristus,” kata John Owen. Bukankah Rasul Paulus juga berkata, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh kerana kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu, ” (Roma 8:9-11).
          John Owen berkata, “Biar, jiwamu oleh iman dilatihkan dengan pemikiran dan pengertian dan berkata: “Aku miskin(jiwa), makhluk lemah; bergoyah-goyah bagai air, Aku tidak cemerlang. Kemerosotan ini amat sulit bagiku, dan akan merosak  jiwaku; dan aku tidak tahu apa yang harus kubuat. Jiwaku bagai tanah gersang, dan tempat huni naga-naga. Aku telah ikat janji namun memutuskannya; nazar yang menjadi hampa… Namun,  walaupun keadaanku seperti ini, biarlah tangan yang longlai diangkat, dan lutut yang bergoyah diperkuatkan. Sungguh, Tuhan Yesus, penuh dengan anugerah dalam hatinya, penuh kuasa dalam tangan-Nya. Dia memiliki cukup bekalan bagi meluputkan aku dan menolong aku.  Dia mampu mengambil jiwaku yang longlai, sedang layu dan menjadikan aku lebih daripada penakluk. ‘Mengapakah engkau berkata, O jiwaku, jalanku tersembunyi daripada Tuhan, dan penghukumanku sudah diberikan Tuhan?”
          “Dan tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? Tuhan ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baharu: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah,” (Yesaya 40:28-31)
         
“Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita” (Yesaya 35: 1-2)
         
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9).
         
Dengan rendah hati, kita hanya berseru kita tidak mampu, seperti yang ditulis oleh John Owen, dan secara sedar berusaha hidup benar dan kudus setiap hari. Kita tidak tidak mencari cara lain untuk mengatasi dosa kita.  Kita hanya mengandalkan kuasa Roh Kudus dan anugerah Tuhan yang tak terhingga.

Perbincangan Pandangan

A.W. Tozer

Aiden Wilson Tozer  (April 21, 1897 – May 12, 1963) adalah seorang pendeta, penulis dan seorang mentor. Tulisannya bergagasan mendalam. A.W. Tozer mulai menulis tatkala dia merasa gereja sedang menyimpang ke jalan yang bahaya kerana sudah berkompromi dengan nilai-nilai duniawi.

Ciri-Ciri Insan Rohani

Tulisannya mengenai ciri-ciri seorang rohani sungguh Alkitabiah.  Adakah seorang rohani jenis yang bersuara lantang akan hal-hal rohani? Orang yang berdoa panjang lebar dan paling lantang?

A.W. Tozer berkata, “Kerohanian murni seorang rohani menyatakan dirinya dalam keinginan yang kuat. Keinginan yang tertanam dalam, yang cukup berkuasa untuk  memberi dorongan dan menguasai hidup.”

  1. Kerinduan untuk menjadi kudus dan bukan hanya untuk bersukaria. Setujukah anda dengan Tozer. Memang banyak orang Kristian lebih mencari kegembiraan daripada kekudusan. Bukankah juga John Wesley, juga berkata dia ada banyak kesangsian terhadap orang Kristian yang datang ke gereja semata-mata untuk mencari nikmat agama dan bukan untuk belajar menjadi kudus.
    Bukankah Rasul Petrus juga berkata, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,  sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Peter 1:14-16).
  2. Seorang insan dianggap rohani kalau dia hanya mahu melihat kemuliaan Tuhan sahaja. Dalam hatinya, dia sudah memutuskan, hanya untuk kemuliaan Tuhan sebelum diajukan kepadanya hal ini. Tiada apa-apa jua yang perlu dibahas mengenai hal ini, dia sudah memutuskan, “Semua demi Allah.” Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. ( 1Korintus 10:31)
  3. Tozer berkata, “ Seorang yang rohani ingin memikul salibnya.” Salib ini bukan dipaksa padanya ataupun terpaksalah tetapi dia dengan sukarela memikulnya dengan kesedaran akan akibatnya. Tozer menjelaskan memikul salib bererti berpaut pada Kristus, mengakui Dialah Tuan kita,dan menuruti segala perintah-Nya.
    Yesus berkata, ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku,” (Lukas 9: 22).
  4. Seorang rohani melihat segala daripada sudut pandangan Tuhan. Masihkah kita memakai kaca duniawi? Tozer berkata insan rohani melihat seperti Tuhan melihat, dan fikir seperti cara Tuhan berfikir, dan tegas ingin melihat semua dari sudut pandangan Tuhan sekalipun itu merendahkan dirinya dan mendedahkan kecetekannya, sekalipun ini menyakitkan dirinya.
  5. Orang rohani lebih rela hidup benar walaupun singkat hidupnya. “Dia ingin yang benar dan gembira membiarkan Tuhan menentukan berapa lama dia akan hidup,” kata Tozer. Orang yang rohani lebih rela hidup singkat namun benar daripada lama tetapi jahat.
  6. Dia gembira kalau orang lain berjaya bahkan dia ingin melihat mereka lebih berjaya daripada dirinya. Dia senang hati kalau Tuhan berkenan mengangkat orang lain lebih tinggi daripada dirinya. Bukankah Rasul Paulus juga berkata, “… dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri,” (Filipi 2:3).
  7. Orang rohani membuat pertimbangan berdasarkan perspektif kekekalan dan bukan perspektif sementara. Dengan iman teguh, dia tidak ditarik oleh daya tarik dunia, aliran masa kini…jenis manusia ini lebih suka menjadi berguna daripada menjadi orang masyhur sahaja. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna,” (Roma 12:2).

Semua ciri-ciri ini, menurut Tozer hanya disebabkan Roh Kudus yang berkerja di dalam dirinya.

Buku-buku ini boleh dimuat turun tetapi tidak boleh diterbit semula atau dijual semula. Hakcipta © 2021 Upstream Publishing.
All rights reserved.